Halaman

Senin, 29 September 2014

Mudah Marah Ataupun Tersinggung? Ini dia Cara Mengatasinya

Mudah Marah Ataupun Tersinggung? Ini
dia Cara Mengatasinya

Salah satu perkara yang selalu membuat kita
lemah adalah timbulnya rasa tersinggung
dihati kita. Munculnya perasaan ini sering
disebabkan oleh ketidaktahanan kita terhadap
sikap orang lain. Ketika tersinggung, paling
tidak kita akan sibuk membela diri sendiri, dan
akan memikirkan kejelekan orang yang
membuat kita tersinggung itu . Benar begitu,
kan?
Perkara yang paling membahayakan dari rasa
tersinggung adalah timbulnya penyakit hati
seperti rasa merendahkan orang lain dan
mengumpat. Malah mungkin menfitnahnya
kembali. Kesan yang biasa ditimbulkan oleh
rasa tersinggung adalah kemarahan.
Bila kita marah, kata-kata jadi tidak terkawal.
Stress meningkat. Karena itu, ketabahan kita
untuk “tidak tersinggung” menjadi satu
keharusan.
Apa yang menyebabkan seseorang itu
tersinggung?
Rasa tersinggung seseorang itu timbul karena
menilai dirinya lebih dari kenyataan, merasa
pintar, berjasa, baik, tampan, dan merasa
berjaya. Setiap kali kita menilai diri lebih dari
kenyataan yang sebenarnya, apabila ada yang
menilai kita kurang sedikit saja dari
expectation kita, maka kita akan merasa
tersinggung. hemmm.... Tuh kan memuja diri
sendiri itu BAHAYA.
Peluang untuk rasa tersinggung akan terbuka
luas jika kita salah dalam menilai diri sendiri.
Karena itu, ada sesuatu yang harus kita
perbaiki, yaitu cara menilai diri kita sendiri.
Yang pertama harus kita lakukan agar kita
tidak mudah tersinggung adalah tidak menilai
secara berlebihan terhadap diri kita sendiri. Ini
menurut versi saya. Karena kontrol diri adalah
kuncinya.
Misalnya, jangan banyak mengingati bahwa
kita telah berjasa. Saya seorang guru, saya
seorang pemimpin, saya ini saya itu. Saya
seorang pemurah. Saya banyak menolong
rekan-rekan. Semakin banyak kita mengaku
tentang diri kita, akan makin mudah untuk
membuat kita mudah tersinggung.
Ada beberapa cara yang cukup efektif untuk
merendam rasa tersinggung :
Pertama, belajar melupakan.
Jika kita seorang berijazah maka lupakanlah
ijazah kita. Jika kita seorang pengarah
lupakanlah jawatan itu. Jika kita seorang
pimpinan lupakanlah hal itu, dan seterusnya.
Anggap semuanya ini berkat dari Allah agar
kita tidak tamak terhadap penghargaan.
Kita harus melatih diri untuk merasa sekadar
hamba Allah yang tidak memiliki apa-apa
kecuali berkat ilmu yang dipercikkan oleh Allah
sedikit. Kita lebih banyak tidak tahu. Kita tidak
mempunyai harta sedikit pun kecuali sepercik
berkat dari Allah. Kita tidak mempunyai
jabatan ataupun kedudukan sedikit pun kecuali
sepercik yang Allah telah berikan dan
dipertanggungjawabkan.
Dengan sikap seperti ini hidup kita akan lebih
ringan. Semakin kita ingin dihargai, dipuji, dan
dihormati, akan kian sering kita sakit hati.
Kedua, kita harus melihat bahwa apa-apa pun
yang dilakukan orang kepada kita akan
bermanfaat. Kita tidak akan pernah rugi
dengan perilaku orang kepada kita.
Sebenarnya kita tidak boleh memaksa orang
lain membuat sesuatu sama dengan keinginan
kita. Apa yang boleh kita lakukan adalah
memaksa diri sendiri memahami orang lain
dengan sikap terbaik kita .
Apa pun perkataan orang lain kepada kita,
walaupun sangat mengiris hati, tentu itu
terjadi dengan izin Allah. Anggap saja ini
episode atau ujian yang harus kita lalui untuk
menguji keimanan kita.
Ketiga, kita harus bersimpati.
Melihat sesuatu tidak dari sudut pandang kita.
Renungkan kisah seseorang yang sedang
membawa gajah berjalan-jalan, dari depan dan
seorang lagi mengikutinya di belakang gajah
tersebut. Yang berada di depan berkata, “Oh
indah sungguh pemandangan sepanjang hari”.
Pasti dia dilempar dari belakang karena
dianggap menyindir. Sebab, sepanjang
perjalanan, orang yang dibelakang hanya
melihat punggung gajah.
Oleh itu, kita harus belajar bersimpati. Jika
tidak ingin mudah tersinggung, maka cari
seribu satu alasan untuk boleh menyenangkan
hati orang lain . Namun yang harus diingat,
berbagai alasan yang kita buat semata-mata
untuk menyenangkan, bukan untuk
membenarkan kesalahan.
Keempat, jadikan penghinaan orang lain
kepada kita sebagai ladang peningkatan
kualitas diri.
Jadikan penghinaan orang lain kepada kita
sebagai kesempatan untuk menyucikan jiwa,
dengan memaafkan orang yang menyakiti dan
membalasnya dengan kebaikan.
Pada suatu hari, Rasulullah SAW bersama
sahabat- sahabatnya sedang duduk bersama.
Tiba-tiba baginda bersabda: “Akan datang
selepas ini seorang ahli syurga.”
Maka muncul lah fulan bin fulan. Keesokannya
juga sama, Rasulullah bersabda perkara yang
sama, dan muncul fulan bin fulan yang sama.
Keesokannya lagi juga sama. Rasulullah SAW
bersabda perkara yang sama, dan muncul
fulan bin fulan yang sama.
Akhirnya seorang sahabat Rasulullah pergi
berziarah ke rumah lelaki itu, dan tidur di
rumahnya untuk menyiasat apakah amalannya.
Selama tiga hari, sahabat Rasulullah itu tidak
menjumpai apa-apa ibadah yang hebat, yang
besar,yang menarik. Akhirnya dia menyatakan
hajat sebenarnya tidur di rumah lelaki itu.
Lelaki itu menjawab:
“Ibadahku adalah sebagaimana yang kau lihat.
Tiada yang menakjubkan. Biasa-biasa sahaja .”
Sambung lelaki itu: “Tetapi di dalam hatiku
tidak ada sangka buruk, rasa benci, kepada
saudara-saudara mukminku.”
Memaafkan. Memaafkan dengan dada yang
lapang. InsyaAllah yang lain akan datang
kemudian. Kelapangan hati, ketenangan jiwa,
kesegaran roh, akan hadir kepada kita insha
Allah. Pasti.
“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah
kamu berlaku lemah- lembut terhadap
mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi
berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri
dari sekelilingmu. Kerana itu maafkanlah
mereka, mohonkanlah ampun bagi
mereka…” Surah Ali- Imran ayat 159..
Tips Cara Mengatasi Emosi Meredam Amarah/
Marah Yang Dapat Merugikan Kita Dan Orang
Lain!
Ketika emosi dan amarah memuncak maka
segala sifat buruk yang ada dalam diri kita
akan sulit dikendalikan dan rasa malu pun
kadang akan hilang berganti dengan segala
sifat buruk demi melampiaskan kemarahannya
pada benda, binatang, orang lain, dll di
sekitarnya.
Banyak orang bilang kalau menyimpan emosi
secara terus- menerus dalam jangka waktu
yang lama dapat pecah sewaktu-waktu dan
bisa melakukan hal-hal yang lebih parah dari
orang yang rutin emosian. Oleh sebab itu
sebaiknya bila ada rasa marah atau emosi
sebaiknya segera dihilangkan atau disalurkan
pada hal-hal yang tidak melanggar hukum dan
tidak merugikan manusia lain.
Beberapa ciri-ciri orang yang tidak mampu
mengandalikan emosinya :
1. Berkata keras dan kasar pada orang lain.
2. Marah dengan merusak atau melempar
barang-barang di sekitarnya.
3. Ringan tangan pada orang lain di sekitarnya.
4. Melakukan tindak kriminal / tindak
kejahatan.
5. Melarikan diri dengan narkoba, minuman
keras, pergaulan bebas, dsb.
6. Menangis dan larut dalam kekesalan yang
mendalam.
7. Dendam dan merencanakan rencana jahat
pada orang lain. dsb...
A. Beberapa Cara Untuk Meredam Emosi /
Amarah Diri Sendiri :
1. Rasakan Yang Orang Lain Rasakan Cobalah
bayangkan apabila kita marah kepada orang
lain.
Nah, sekarang tukar posisi di mana anda
menjadi korban yang dimarahi. Bagaimana
kira-kira rasanya dimarahi. Kalau kemarahan
sifatnya mendidik dan membangun mungkin
ada manfaatnya, namun jika marah membabi
buta tentu jelas anda akan cengar-cengir
sendiri.
2. Tenangkan Hati Di Tempat Yang Nyaman
Jika sedang marah alihkan perhatian anda
pada sesuatu yang anda sukai dan lupakan
segala yang terjadi. Tempat yang sunyi dan
asri seperti taman, pantai, kebun, ruang santai,
dan lain sebagainya mungkin tempat yang
cocok bagi anda. Jika emosi agak memuncak
mingkin rekreasi untuk penyegaran diri sangat
dibutuhkan.
3. Mencari Kesibukan Yang Disukai
Untuk melupakan kejadian atau sesuatu yang
membuat emosi kemarahan kita memuncak
kita butuh sesuatu yang mengalihkan amarah
dengan melakukan sesuatu yang
menyenangkan dan dapat membuat kita lupa
akan masalah yang dihadapi. Contoh seperti
mendengarkan musik,
main ps2 winning eleven, bermain gitar atau
alat musik lainnya, membaca buku, menulis
artikel, nonton film box office, dan lain
sebagainya.
Hindari perbuatan bodoh seperti merokok,
memakai narkoba, dan lain sebagainya.
4. Curahan Hati / Curhat Pada Orang Lain
Yang Bisa Dipercaya
Menceritakan segala sesuatu yang terjadi pada
diri kita mungkin dapat sedikit banyak
membantu mengurangi beban yang ada di hati.
Jangan curhat pada orang yang tidak kita
percayai untuk mencegah curhatan pribadi kita
disebar kepada orang lain yang tidak
kita inginkan. Bercurhatlah pada sahabat,
isteri/suami, orang tua, saudara, kakek
nenek, paman bibi, dan lain sebagainya. Dan
sebaik-baiknya tempat curhat adalah Allah
Azza wa Jalla.
5. Mencari Penyebab Dan Mencari Solusi
Ketika pikiran anda mulai tenang, cobalah
untuk mencari sumber permasalahan dan
bagaimana untuk menyelesaikannya dengan
cara terbaik. Untuk memudahkan gunakan
secarik kertas kosong dan sebatang pulpen
untuk menulis daftar masalah yang anda
hadapi dan apa saja kira- kira jalan keluar atau
solusi masalah tersebut. Pilih jalan keluar
terbaik dalam menyelesaikan setiap masalah
yang ada. Mungkin itu semua akan secara
signifikan mengurangi beban pikiran anda.
6. Ingin Menjadi Orang Baik
Orang baik yang sering anda lihat di layar
televisi biasanya adalah orang yang kalau
marah tetap tenang, langsung ke pokok
permsalahan, tidak bermaksud menyakiti orang
lain dan selalu mengusahakan jalan terbaik.
Pasti anda ingin dipandang orang sebagai
orang yang baik. Kalau ingin jadi penjahat, ya
terserah anda. Hehee
7. Cuek Dan Melupakan Masalah Yang Ada
Ketika rasa marah menyelimuti diri dan kita
sadar sedang diliputi amarah maka bersikaplah
masa bodoh dengan kemarahan anda. Ubah
rasa marah menjadi sesuatu yang tidak
penting. Misalnya dalam hati berkata :
"ya ampun.... sama yang kayak begini aja kok
bisa marah, nggak penting banget sich...!"
Hwhehee....
8. Berpikir Rasional Sebelum Bertindak
Sebelum marah kepada orang lain cobalah
anda memikirkan dulu apakah dengan masalah
tersebut anda layak marah pada suatu tingkat
kemarahan. Terkadang ada orang yang karena
diliatin sama orang lain jadi marah dan
langsung menegur dengan kasar mengajak
ribut / berantem. Masalah sepele jangan
dibesar- besarkan dan masalah yang besar
jangan disepelekan.
9. Diversifikasi Tujuan, Cita-Cita Dan Impian
Hidup
Semakin banyak cita-cita dan impian hidup
anda maka semakin banyak hal yang perlu
anda raih dan kejar mulai saat ini. Tetapkan
impian dan angan hidup anda setinggi mungkin
namun dapat dicapai apabila dilakukan dengan
serius dan kerja keras. Hal tersebut akan
membuat hal-hal sepele tidak akan menjadi
penting karena anda terlalu sibuk dengan
rajutan benang masa depan anda. Mengikuti
nafsu marah berarti membuang-buang waktu
anda yang berharga.
10. Kendalikan Emosi Dan Jangan Mau
Diperbudak Amarah
Orang yang mudah marah dan cukup membuat
orang di sekitarnya tidak nyaman sudah
barang tentu sangat tidak baik .Kehidupan
sosial orang tersebut akan buruk. Ikrarkan
dalam diri untuk tidak mudah marah. Santai
saja dan cuek terhadap sesuatu yang tidak
penting. Tujuan hidup anda adalah yang paling
penting. Anggap
kemarahan yang tidak terkendali adalah musuh
besar anda dan jika perlu mintalah
bantuan orang lain untuk mengatasinya.
B. Cara Untuk Meredam Emosi / Amarah
Orang Lain.
Untuk meredam amarah orang lain sebaiknya
kita tidak ikut emosi ketika menghadapi orang
yang sedang dilanda amarah agar masalah
tidak menjadi semakin rumit. Cukup dengarkan
apa yang ingin ia sampaikan dan jangan
banyak merespon. Tenang dan jangan banyak
hiraukan dan dimasukkan dalam hati apa pun
yang orang marah katakan. Cukup ambil
intinya dan buang sisanya agar kita tidak ikut
emosi atau menambah beban pikiran kita.
Jika marahnya karena sesuatu yang kita
perbuat maka kalau bukan kesalahan kita
jelaskanlah dengan baik, tapi kalau karena
kesalahan kita minta maaf saja dan
selesaikanlah dengan baik penuh ketenangan
batin dan kesabaran dalam mengatasi semua
kemarahannya. Lawan api dengan air, jangan
lawan api dengan api. Semoga berhasil
menjinakkan emosi rasa marah anda.
INGAT...!
Menurut rumus dan formulasi dari saya
Marah + Emosian = Buang waktu& Energi.
Dan terlebih penting, jaga sikap kita agar tidak
menyinggung orang lain apalagi sampai
menimbulkan kemarahan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar