Fungsi dan Cara Kerja Transistor
Cara Kerja Transistor
Dari banyak tipe-tipe
transistor modern, pada awalnya ada dua tipe dasar transistor, bipolar junction
transistor (BJT atau transistor bipolar) dan field-effect
transistor (FET), yang masing-masing bekerja secara berbeda.
Transistor bipolar dinamakan
demikian karena kanal konduksi utamanya menggunakan dua polaritas pembawa
muatan: elektron dan lubang, untuk membawa arus listrik. Dalam BJT, arus
listrik utama harus melewati satu daerah/lapisan pembatas dinamakan depletion zone,
dan ketebalan lapisan ini dapat diatur dengan kecepatan tinggi dengan tujuan
untuk mengatur aliran arus utama tersebut.
FET (juga dinamakan
transistor unipolar) hanya menggunakan satu jenis pembawa muatan (elektron atau
hole, tergantung dari tipe FET). Dalam FET, arus listrik utama mengalir dalam
satu kanal konduksi sempit dengan depletion zone di kedua sisinya (dibandingkan
dengan transistor bipolar dimana daerah Basis memotong arah arus listrik
utama). Dan ketebalan dari daerah perbatasan ini dapat dirubah dengan perubahan
tegangan yang diberikan, untuk mengubah ketebalan kanal konduksi tersebut.
Lihat artikel untuk masing-masing tipe untuk penjelasan yang lebih lanjut.
Transistor Sebagai Penguat Arus dan Tegangan
Transistor disebut sebagai penguat arus karena arus basis dapat mempengaruhi arus kolektor. Arus kolektor jauh lebih besar daripada arus basis. Perubahan kecil pada arus basis dapat menyebabkan perubahan besar pada arus kolektor. Bila arus basis nol, maka arus kolektor juga nol.
Salah satu
rangkaian terpenting di dalam elektronika ialah rangkaian rangkaian yang
disebut penguat. Penguat digunakan
pada banyak rangkaian elektronika, misalnya pada radio, televisi, generator
sinyal, osiloskop, dan perekam suara.
Suatu penguat sering diperlukan untuk memperbesar perubahan
tegangan. Penguat seperti ini disebut penguat
tegangan. Pada penguat tegangan, perubahan tegangan yang kecil antara dua
titik pada suatu bagian rangkaian penguat itu menimbulkan perubahan tegangan
yang besar antara dua
titik pada
bagian lain rangkaian itu. Prubahan tegangan itu pada umumnya berupa perubahan
bolak-balik.
Tegangan
yang hendak diperkuat, yang dimasukkan kerangkaian penguat disebut tegangan masukan. Tegangan masukan juga
disebut sinyal masukan, atau dengan
singkat masukan. Tegangan yang
dihasilkan oleh rangkaian penguat disebut tegangan
keluaran, yang diberi lambang vo (indeks o berasal dari bahasa Inggris untuk
“keluaran”, yaitu “output”). Tegangan keluaran juga disebut sinyal keluaran, atau dengan singkat keluaran. Hasil bagi antara tegangan
keluaran dan tegangan masukan disebut perolehan
atau penguatan tegangan untuk penguat
yang dimaksud.
- Transistor Sebagai Saklar
Transistor
dapat juga dikerjakan sebagai saklar elektronik. Banyak alat-alat elektronik
yang mengguanakan saklar elektronik, terutama peralatan elektronik yang
termasuk dalam peralatan “digital” seperti alat-alat pengendali dan komputer.
Azas kerja saklar elektronik dengan menggunakan transistor adalah arus basis yang kecil mengatur arus kolektor
yang besar.
Arus Kolektor dan Arus Basis |
Gambar di
atas memperlihatkan hubungan antara Ic
dan IB. dari grafik dapat dilihat
bahwa pada nilai IB kira-kira
diantara 0 – 52 uA, besar Ic sebanding dengan besar IB, kecuali pada di sekitar IB = 0, yang tampak pada grafik. Setelah IB menjadi lebih besar, nilai Ic tidak bertambah lagi. Arus kolektor
mencapai nilai yang disebut “nilai
jenuhnya”-nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar