Mayoritas vs Minoritas
Mayoritas adalah himpunan bagian dari suatu
himpunan yang jumlah elemen di dalamnya
mencapai lebih dari separuh himpunan
tersebut.Sedangkan Minoritas adalah kelompok
yang jumlahnya tidak terlalu besar
dibandingkan kelompok sosial lain di dalam
kelompok tersebut.Di negara kita Republik
Indonesia tercinta ini kelompok agama yang
mayoritas adalah Islam sedangkan kelompok
minoritas adalah Kristen protestant,Kristen
katolik,Budha,hindu dan beberapa agama
kesukuan yang tersebar di seluruh negara
Indonesia tercinta ini.Terjadinya agama
mayoritas dan minoritas di Indonesia ini telah
tejadi sangat lama.Dan khususnya perbedaan
agama mayoritas dengan agama minoritas
dalam hal ini Kristen protestant dan Kristen
katolik terjadi pada zama penjajahan.Hal ini
disebabkan karena kebayakan misionaris yang
meyebarkan agama Kristen protestant dan
Kristen katolik.Ikut dalam rombongan
penjajahan sehingga pada saat itu masyarakat
Indonesia dan terkhususnya kaum mayoritas
bahwa kedua agama tersebut adalah agama
penjajahan,sehingga dari sana timbulah suatu
kebencian dimana kebencian tersebut tidak
secara langsung kelihatan pada saat itu.Hal
ini disebabkan karena kaum Mayoritas tidak
sekuat saat sekarang ini,karena pada saat itu
kaum penjajah lebih kuat.Tetapi meskipun
demikian percikan-percikan api kecil kelihatan
meskipun bersifat kedaerahan.
Dan saya mencoba melihat bagaimana
kacamata bangsa Indonesia pada 15 tahun
tentang kaum mayoritas dan minoritas di
berbagai daerah misalanya di daerah Indonesia
bagian timur,yang merupakan basisnya kaum
minoritas khususnya agama Kristen protestan
dan Kristen katolik.Pada awal tahun 1999
terjadi yang namanya kerusahan ambon di
provinsi Maluku antara Islam – Kristen
sehingga pada saat itu banyak menewaskan
banyak korban jiwa baik itu di pihak Kristen
maupun di pihak Islam.Dan kerusahan Ambon
terus meluas di seluruh Indonesia sehingga
pada saat tersebut terjadi ketegan antara
kaum mayoritas dan minoritas.Dan pada tahun
2000-an banyak terjadi berbagai ketegan
antara kaum mayoritas dan minoritas
semenjak meledaknya bom Bali pada tahun
2002 yang pelakunya berasal dari kaum
mayoritas yang beraliran radikal dan korbanya
kebayakan berasal dari kaum minoritas dari
luar negeri.Konflik antara kamu mayoritas dan
minoritas terus berlanjut ke daerah bagian
Indonesia timur yaitu di kabupaten
Poso,dimana anatara Islam –Kristen dan pada
konflik tersebut memakan banyak jiwa tetapi
akhirnya konflik tersebut dapat terselesaikan
dengan baik.
Pada tahun 2008 sampai pada saat ini puncak
konflik antara kaum mayoritas dan minoritas
terjadi.Pada awal tahun 2008 sebagian kaum
mayoritas yang merasa hebat dan mengaap
bahwa negara Indonesia ini adalah milik
mereka dan berhak mengadili siapa saja yang
menurut mereka salah meskipun kita tahu
sendiri bahwa negara Indonesia ini adalah
negara hokum dan menghargai yang namanya
perbedaan hal ini terbukti dalam butir-butir sila
pancasila.Kelompok tersebut menamakan
dirinya Forum Pembela Islam (FPI).Dalam
sepak terjangnya sehari-hari kadang-kadang
kaum ini suka menghancurkan fasilitas umum
dan menghancurkan club-club malah yang
menurut pemahaman mereka adalah
haram.Belum lagi penghancuran tempat-
tempat ibadah kaum minoritas dan beberpa
tempat ibadah tempat saudara mereka sendiri
yang menurut pemahaman mereka salah.Tapi
yang menjadi pertayaan saya,apakah dalam
ajaran agama kelompok tersebut mengajari
hal-hal demikian?...
Pada saat sekarang ini juga kebebasan
beragama sangat dan sangat kurang hal ini
terlihat beberapa penutupan tempat ibadah
oleh pemerintah setempat dimana,dimana di
daerah tersebut kebayakan di domisili oleh
kaum mayoritas hal ini sekitar kita dengar
informasi di media masa tentang penutupan
rumah ibadah seperti gereja-gereja GKI,HKBP
dan masih banyak lagi gereja-gereja yang di
tutup oleh pemerintah daerah setempat dan
kurang di sorot media masa.Dan yang menjadi
lelucon buat diri saya sendiri mengapa kaum
mayoritas yang mengagap dirinya benar tega
membakar rumah ibadah saudaranya sendiri
sperti pembakaran rumah ibadah aliran
keislaman Ahmadiyah dll.
Tetapi meskipun hal tersebut terjadi konflik
antara mayoritas dan minoritas terus terjadi
dimana- mana baik itu di kota-kota besar
maupun pelosok daerah.Pemerintah pusat
sepertinya menutup mata atau bisa dikatakan
pemikirannya masih dangkal tentang masalah
diatas tersebut.Tetapi kita tidak bisa
mempungkiri karena sekarang ini pemerintah
lagi sibuk mengisi pundi-pundi kekayaannya
sendiri dengan berbagai program dan proyek
yang ada di negiri ini.Karena dengan
membahas masalah diatas ia sama sekali
tidak dapat mengisi pundi-pundi
kekayaannya.Mumngkin pemerintah baru
mengurus masalah ini jika kaum minoritas
mengumpulkan KOIN PEDULI PEMERINTAH
untuk membiayai perselisihan diatas.Dan bisa
saja pemerintah tidak mengurus masalah
tersebut diatas agar pada tahun 2014 pada
saat PEMILU mempunyai sejata baru yang
akan di jual kepada rakyat yaitu akan berjanji
mendamaikan kaum mayoritas dan minoritas
jika ia akan terpilih nanntinya.
Tetapi kita tidak bisa mempungkiri juga di
berbagai daerah rasa solidaritas kaum
mayoritas dan minoritas masih kelihatan dan
di praktekan dalam kehidupan sehari-
harinya,seperti di daerah kota Salatiga,Jawa
tengah.Rasa peduli kaum mayoritas dan
minoritas kelihatan seperti pada saat idulfitri
kaum minoritas ikut merayakannya juga dan
sebaliknya pada acara natal,nyepi dan tahun
baru china kaum mayoritas ikut
merayakannya.Dari hal-hal kecil sperti tersebut
rasa konflik antara kaum mayoritas dan
minoritas tidak akan timbu.Dan menurut saya
pribadi konflik tidak akan terjadi jika saling
mengerti satu sama lain dan masyarakat
setempat tidak mudah terprovokasi dengan
isu-isu yang di sampaikan oleh piha-pihak yang
berkepentigan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar